Sunday, August 25, 2013

Japan culture "Calligraphy"

Pada Tanggal 19 Agustus 2013, Konsulat Jendral Jepang Medan kembali mengadakan kegiatan kebudayaan di Fakultas Ilmu Budaya USU. Kali ini kegiatan ini bertemakan tentang kaligrafi. Wow, bagi teman teman pengemar kaligrafi pasti tertarik pada kegiatan ini. Apalagi kaligrafian yang diundang ini sangat terkenal dan berasal dari Jepang. Namanya adalah Takeda Souun.


Foto Takeda Souun

Takeda Souun adalah pria kelahiran tahun 1972. Karirnya dibidang kaligrafi dimulai dari jalanan. Sampai sekarang karyanya banyak dipakai baik di stasiun televise ataupun di dalam drama film. Setiap harinya beliau mengajar lebih kurang 300 orang kaligrafi.

Berikut adalah foto tulisan yang ditulis oleh Takeda – San :

tulisan Takeda San

Berikut adalah video demonstrasi penulisan kaligrafi Takeda-San :

Wah wah wah… hebat betul Takeda San, mampu menulis kaligrafi begitu indah. Saya sendiri yang juga belajar kaligrafi terkagum – kagum akan keahiannya. Selama workshop beliau selalu mengingatkan untuk relax ketika menulis, jangan terlalu tegang ketika menulis kaligrafi. Beliau juga mengatakan “menulis kaligrafi merupakan ekspresi perasaan kita kepada seorang ataupun kepada Yang Maha Kuasa”. Pada zaman dulu, wanita - wanita berusaha mengekspresikan perasaan mereka kepada orang yang mereka sukai melalui keindahan tulisan mereka. Namun sayangnya pada zaman ini, banyak warga jepang ataupun china tidak bisa menulis kaligrafi yang indah. Ini mungkin dikarenakan perkembangan teknologi.

Takeda San, menyuruh kami menuliskan 3 buah kata. Yang pertama adalah “Arigatou” atau dalam bahasa indonesianya adalah “Terima Kasih”. Yang kedua adalah kanji kokoro yang berarti hati. Yang ketiga bebas yang penting kata tersebut menggambarkan cita-cita ataupun impian. Kata yang ketiga, saya sendiri menulis “Sekai” yang berarti “dunia”. Semoga saya bisa mengelilingi dunia, menikmati segala keindahan dunia dan yang terakhir semoga saya bisa melihat kedamaian dunia. Heheheh agak aneh sih… tapi begitulah..

Monday, August 12, 2013

My Trip To Lake Toba

Tgl 9 Agust 2013

Perjalanan ke danau toba emm.. lebih tepatnya perjalanan mengelilingi pulau samosir. hehehe ... Perjalanan ini direncanakan pada tanggal 9 Agustus 2013 sampai 11 Agustus 2013 dikarenakan ada teman dari malaysia yang ingin pergi ke danau toba.
Perjalanan dimulai tanggal 9 Agustus 2013 jam 7.20 pagi. Karena beberapa teman masih tidak tahu jalan ke amplas, maka titik temu kami di Jl. Thamrin simpang wahidin, lebih tepatnya didepan kampus mikroskil. Dari sana kami naik angkutan trayek no. 81 morina (warna hijau) ke amplas dengan harga 5000 per orang. Namun apabila anda berangkat dari P.Baris bisa naik trayek no. 64 dengan tarif Rp. 8000,- .Sampai diterminal Amplas kira-kira jam 7.50. Dari medan ke prapat kami naik bus sentosa dengan tarif Rp. 32000,- . Karena jalanan macet kami sampai di Prapat - Ajibata sekitar jam 13.30. Karna cacing diperut kami sudah demon minta makan, maka kami istirahat 30 menit untuk makan di ajibata. Sebenarnya kapal dari prapat ke tuk tuk di pelabuhan tiga raja, karna saya mendapatkan informasi bahwa dari pelabuhan ajibata juga bisa ke tuk tuk maka saya memutuskan untuk mencoba. Ternyata oh ternyata kapal hanya sampai ke tomok dan dari tomok kami harus naik angkutan sampai ke simpang tuk tuk. Lama perjalanan naik angkutan sekitar 20 menit (tidak disarankan jalan kaki baik dari tomok ke simpang tuk tuk atau dari simpang tuk tuk ke hotel yang terletak di tuk tuk).
Perjalanan kami dimulai dari simpang tuk tuk. (seperti yang terlihat pada gambar samping). Perjalanan dari simpang tuk tuk menuju ke penginapan dekat silintong hotel pun dimulai. Sekitar 1 jam lebih kami berjalan tanpa istirahat. Untuk menyemangati teman-teman, saya mengatakan " Ayo.. cepat.. 15 menit lagi sampai dan kita bisa istirahat." T.T




Setelah sampai ke penginapan, kami bertanya tentang kamar dan harganya mencekik leher. Hanya untuk sebuah kamar biasa dengan dua tempat tidur single bed, kamar mandi tidak begitu bersih, dan no breakfast plus banyak nyamuk Rp. 300000,- per malam. Extra bed Rp. 50000,- per malam (tanpa ada bantal atau pun selimut tambahan). Karna takut tidak menemukan penginapan lagi terpaksa kami ok kan untuk 1 malam.
Setelah mandi, Kami memutuskan untuk cari makan diluar sekalian cari penginapan lainnya. Setelah 30 menit pencarian, akhirnya kami menemukan satu penginapan (Nama penginapannya " Marysca" dekat samosir villa). Tempatnya lumayan ok, walau tidak menghadap ke laut. Setidaknya kamar mandi bersih, tidak banyak nyamuk, Harga lumayan lah Rp. 300000,- da termasuk extra bed. Kami langsung booking untuk 2 kamar dan membayar DP Rp. 200000,- sebagai tanda jadi. Kemudian kami kembali ke penginapan awal dan mengambil barang2 kami siap-siap untuk pindah. Begitu kami check out, kami memberikan Rp. 50000,- kepada pemilik penginapan itu dan mengatakan alasan kami pindah. Pemilik penginapan tersebut iidak mau menerima Rp. 50000,- jadi kami tambah menjadi Rp. 80000,- dan kami pindah.
 Tips : Kalau ke Samosir tidak usa takut tidak ada penginapan. 
        Pasti ada ya cuma fasilitasnya g gitu bagus aja.

Tgl 10 Agust 2013

Nah hari ke - dua yaitu tanggal 10, sebelum memulai perjalanan pagi - pagi saya melakukan olahraga ringan. Jalan kaki melihat sekitarnya. Berikut adalah pemandangan sekitar penginapan dipagi hari.

Perjalanan kami dimulai jam 9.20. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Huta Bolon yang terletak di simanindo. Harga tiket masuknya Rp. 10000,-. Disana kita bisa melihat alat - alat tradisional yang digunakan oleh Orang Batak. Bukan hanya itu disana juga kita bisa melihat tarian traditional Batak. Untuk menikmati tarian ini harus membayar tiket masuk. Saya dan teman-teman tidak melihat tarian tradisional batak karena kami mengejar waktu. Tsrian tradisional ini ada setiap harinya dimulai pukul 10.30 - 11.45 WIB dan 11.45 - 12. 10 WIB, kalau hari besar / minggu Jam 11.45 - 12.30

Setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke pemandian air panas / hotspring di pangururan. Perjalanan ini cukup melelahkan dari simanindo ke pangururan lebih kurang 45 menit. Dua teman kami berencana mandi belerang, namun karna matahari sangat terik, mereka mengurungkan niat. Harga untuk masuk pemandian Rp. 10000,- Apabila ada yang ingin menikmati suasana pemandian air panas, bisa menginap. Disekitar pemandian terdapat penginapan. Salah satunya adalah saulina hotel.
Tujuan kami yang berikutnya adalah Batu Hobon. Letak batu hobon tidak begitu jauh dari pemandian air panas. Namun jalan menuju batu hobon membuat saya hampir nangis dan minta turun dari kereta. Selain jalannya kecil, jalannya juga berbatuan. Namun pemandangan disekitar sangat bagus. Menurut penduduk setempat, batu hobon adalah batu dimana didalamnya terdapat barang berharga milik suku batak. Banyak orang mencoba untuk membukanya namun tidak bisa. Menurut seorang penduduk setempat yang saya wawancarai, batu tersebut bisa dibuka apabila semua keturunan dari raja berkumpul. Tapi apakah semua keturunan raja bisa berkumpul? Di Sekitar batu hobon tidak terdapat apa - apa. Hanya lahan kosong dengan bendera suku batak. Penduduk disana sering datang ke Batu hobon untuk berdoa. Mereka selalu membawa daun siri, telur, dan jeruk purut. Setelah ke batu hobon kami lanjut ke tempat makan Raja Batak. Warga setempat biasanya setelah berdoa di batu hobon mereka akan pergi ke makam raja yang terletak sekitar 50 meter dari batu hobon. 




Tempat wisata batu hobon

Tampak diatas batu hobon terdapat lubang kecil. Dan diatas lubang tersebut, warga meletakkan telur, daun sirih dan jeruk purut.



Bendera Suku Batak








Jalan menuju ke Makam Raja tidak begitu bagus. Oleh karena itu kami jalan kaki kesana. Tempat tersebut bagus dan angin dari laut bertiup kencang. Disana kami melihat ada berbagai patung binatang, dimana menurut warga setempat merupakan lambang dari beberapa negara. Didalam terdapat berbagai patung. Apabila kita masuk ke dalam, kita akan menjumpai orang (bisa dikatakan orang tersebut adalah guide). Ketika kita tiba disana, kita bisa meminta orang itu menceritakan tentang sejarah dari patung yang terdapat di makam Raja Batak. Setelah mendengar penjelasan dari orang itu, kami menyalami orang tersebut dan memberikan sedikit uang sebagai tanda terima kasih karena sudah menjelaskan kepada kami tentang sejarah Suku Batak.

Jalan menuju batu hobon




Makam Raja Sisingamangaraja











Setelah mendengar berbagai cerita tentang sejarah suku batak, kami lanjut ke aek sipitu dai. Disana kami mencoba air tersebut. Namun saya hanya bisa merasakan 3 rasa. yaitu asam, manis, sedikit asam manis


Setelah dari aek sipitu dai, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.00 dan cacing diperut kami pun mulai melakukan demonstrasi karena lapar. Kami bergegas mengendarai kereta dan mencari tempat makan. Rencana kepengen makan BPK sih.. tapi dimana yang enak ya.. Atas saran dari warga setempat kami berhenti di RM. BPK di daerah pangururan. Harga makanan disana bukan hanya murah tapi uenak loh.. Bagi pecinta BPK disarankan singgah ketempat ini. Babi panggang Rp. 15000,- , Saksang Rp. 15000,- , Ikan panggang kalau g salah Rp. 30000,-. Kami menghabiskan lebih kurang Rp. 110000,- dengan pesanan 2 piring saksang, 3 piring BPK, 1 piring ikan panggang, 1 piring ikan gulai atau apa saya lupa. Hehehe….

BPK dekat daerah pangururan




lumban suhi suhi, komunitas tenun ulos batak







Setelah menenangkan cacing yang ada diperut kami, perjalanan kami lanjutkan ke Lumban Suhi Suhi. Nah disini ada satu tempat dimana warga disana pekerjaannya membuat ulos. Ternyata mereka dari usia muda sudah dilatih untuk membuat ulos. Untuk menyelesaikan satu buah ulos paling cepat mereka harus menghabiskan waktu 1 minggu. Harga ulos disana tidak murah loh… karna itu asli tenunan mereka. Harga berkisar dari Rp. 150000,- – Rp. 800000,-. Tergantung warna, motif dan tingkat kerumitannya. Salah satu dari teman saya membeli ulos seharga Rp. 230000,- . 

Next spot kami adalah Pantai pasir putih parbaba. Banyak yang bertanya – tanya apakah benar di samosir ada pantai? Nah ini dia fotonya. Pantai pasir putih parbaba. Pantai ini merupakan salah satu objek wisata terkenal loh. Biaya masuk perorang adalah Rp. 2000,- (adult) dan Rp. 1000,- (Kids). Tapi tidak disarankan dating sewaktu liburan karena banyak orang. Mungkin bagi teman – teman yang suka bermain diantara keramaian tidak masalah. Tapi bagi kami, waktu itu merupakan waktu yang tidak tepat untuk dikunjungi karena padat sekali pengunjungnya. Olehkarena itu, kami langsung lanjutkan perjalanan kami tanpa bermain dipantai. 

Tujuan berikutnya adalah bukit doa Getsemani. Objek wisata baru ini terletak di desa ambarita. Pemandangan disana bagus, kita bisa melihat berbagai tugu/gambar yang menunjukkan perjalanan Yesus sewaktu hendak disalibkan. Pada ujung perjalanan, kita akan melihat sebuah bangunan. Sayangnya karena kurang perawatan ada beberapa kaca jendela yang pecah. Tapi cobalah masuk dan sebelum masuk harus melepaskan sandal/sepatu. Naik ke lantai dua disana aka n ada ruangan dan didalam terdapat Alkitab besar. Bagi yang ingin membaca alitab tersebut silahkan, dan bagi yang ingin berdoa juga silahkan. 







Setelah dari Bukit Doa Getsemani, kami pergi ke Tomok untuk belanja kemudian kembali kepenginapan. Semua perjalanan ini kami mulai dari jam 9 pagi sampai jam 18.30 sore. Sebagai catatan : Bagi teman – teman yang tidak terlalu mahir naik kereta disarankan untuk sewa guide dan kereta. Sewa guide dari jam 8 sampai jam 6 sore lebih kurang Rp. 150000,- ataupun sewa mobil. Karena jalan ke batu hobon berbatuan, sempit plus sampingnya jurang. 

Malamnya kami jalan keliling tuk tuk dan menikmati life band yang dinyanyikan oleh staff hotel marysca. Apabila teman-teman suka dengan life music, disekitar marysca ada sebuah pub yang bernama “Roy’s Pub”, pengunjungnya kebanyakan adalah warga asing atau yang lebih dikenal dengan “Bule”. 

Tanggal 11 Agustus 2013

Karena kecapekan kami semua terlambat bangun. Jam 8 pagi baru bangun. Kami langsung siap – siap dan packing untuk persiapan pulang. Jalur pulang kami naik kapal dari Samosir Villa dengan harga Rp. 7000,-. Kemudian kami naik angkutan umum ke ajibata seharga Rp. 3000,- untuk naik bus Sejahtera ke medan. Karena lebaran dan jalanan macet, kami terpaksa pergi ke terminal bus. Tidak disarankan pergi pas lebaran hari kedua dan pulang pada hari lebaran kelima karena akan berakhir seperti kami , prapat - medan 7 jam.

Sekian perjalanan saya dan teman-teman. Sebagai oleh-oleh dari samosir saya lampirkan peta pulau samosir dan brosur tour samosir. Semoga ini bisa menjadi masukan bagi teman-teman yang mau ke danau toba, khususnya pulau samosir.